Perkumpulan Hok Kian di Jalan Plampitan Semarang
Ini adalah salah satu gedung perkumpulan Tionghoa di Semarang
Foto November tahun 2021
Ditemukan, Istana Kuno China Dinasti Xia berusia 5.300 tahun
|
 |
Rumah Perkumpulan Tertua,
diperkirakan berdiri tahun 1876 |
Di telinga warga Kota Semarang, Jawa Tengah, mungkin nama perkumpulan Boen Hian Tong, masih sangat asing.
Boen Hian Tong, yang artinya ruang untuk menyimpan bahan pustaka bersejarah, mungkin lebih dikenal dengan nama Rasa Dharma.
Boen Hian Tong atau Rasa Dharma juga memiliki komunitas. Gedung tempat mangkal komunitas tersebut bertempat di Jalan Gang Pinggir, Nomor 31-31A,
Semarang.
ni merupakan perkumpulan warga Tionghoa yang diyakini tertua di Semarang. Perkumpulan ini berdiri pada 1876.
Rasa Dharma sendiri sudah sering diangkat dalam berbagai tulisan. Sering kali, para penulis maupun jurnalis mengangkat sejarah Rasa Dharma itu.
Kali ini, Okezone mencoba mencari tahu, apa yang tersisa pada perkumpulan Rasa Dharma ini. Salah satu mantan ketua perkumpulan, Sidharta B Christiano, menjelaskan,
rasa keakraban sesama warga Tionghoa di Rasa Dharma terbentuk dari seringnya berkumpul.
Pria berusia 82 tahun itu merasa rindu dengan keakraban pada zamannya itu. Sidharta menjadi ketua Rasa Dharma periode 1994 hingga 1995.
"Sekarang saya jarang berkumpul, semua sepertinya sibuk dengan urusan masing-masing. Dulu itu yang di sini seniman dan pecinta kesenian.
Kalau sekarang mungkin sudah tidak seperti itu lagi," terang Sidharta atau King Djoe nama asli Tionghoanya.
Diakui Sidharta, saat ini eranya orang muda. Mereka sigap dan lincah. Itu juga yang menurut Sidharta membuat nuansa perkumpulan Boen Hian Tong berubah.
"Dulu kalau mengikuti aturan para pendahulu, tidak datang pada acara layatan orang meninggal tiga kali langsung dikeluarkan sebagai anggota. Sekarang mungkin tidak lagi,"
ungkapnya. Dikatakan Sidharta, pada zaman keemasan Rasa Dharma, orang Tonghoa yang akan bergabung berpikir dua kali.
Dulunya Rasa Dharma dianggap sebagai perkumpulan elite Tionghoa.
"Rasa Dharma mereka anggap milik kaum kelas atas. Tapi itu dulu, sekarang semua sudah berubah," sebut Sidharta.
Apa yang disampaikan Sidharta itu diamini oleh Oei Hui Ling atau Indriani, salah satu pengurus perkumpulan Rasa Dharma.
Indriani mengakui saat ini memang Rasa Dharma banyak berubah. Ini semata-mata untuk mempertahankan keberadaan perkumpulan agar tidak tergerus kemajuan zaman.
Rasa Dharma, jelas Indiriani, merupakan perkumpulan dengan aktivitas sosial sebagai dasarnya. Sehingga, tidak semua orang mau menjadi pengurus.
Bekerja tanpa imbalan tentu merupakan pilihan berat bagi sebagian orang.
"Butuh pengorbanan yang besar jika bergabung bersama kami, baik waktu dan finansial," tutur Indriani.
Ketua perkumpulan Rasa Dharma saat ini, Harjanto Halim, juga mengakui kondisi perkumpulan mulai memudar.
Namun, dia masih tetap optimistis dengan organisasi yang dipimpinnya itu.
Saat ini, ada sekira 500 anggota perkumpulan Rasa Dharma.
Pasang surut organisasi atau perkumpulan, menurut dia merupakan hal yang wajar. "Semua pasti mengalaminya, tinggal bagaimana mengatasinya.
Perkumpulan ini kan berubah ubah, dari perkumpulan seni menjadi sebuah yayasan kematian. Kini, akan saya ubah lagi menjadi perkumpulan seni,
dengan tidak meninggalkan apa yang sudah ada. Pelayanan kematian akan tetap ada," terang Harjanto.
Diakuinya, mencari anggota merupakan hal yang sulit. Apalagi, mencari anggota yang bersedia menjadi pengurus.
"Saya akan lakukan banyak hal agar Rasa Dharma menjadi lebih menarik untuk diikuti. Pagelaran dan acara bernuansa seni akan kami tingkatkan,
sambil kembali mengenalkan kembali tradisi dan budaya kuno kepada kaum muda," tuturnya.
Pemikiran kaum muda, kata dia, sangat dibutuhkan untuk kemajuan perkumpulan, tapi tidak meninggalkan apa yang sudah dibangun sejak awal. (ton)
Artikel ini dikutip dari https://news.okezone.com/
dengan judul "Mengintip Perkumpulan Tionghoa Tertua di Semarang : Okezone News",
Artikel lainnya:
Kisah Di Balik 7 Bangunan Spektakuler Tiongkok
Kelenteng Sam Poo Kong di Simongan,Semarang
Kelenteng Chandra Nadi Palembang
Perang Boxer China, Perlawanan Melawan Perdagangan Candu
Sekilas Peradaban Suku Maya (Indian Amerika Maya)
Misteri Stonehenge Tersingkap
Benarkah Para Arkeolog Menemukan Kota Sodom Yang Ada Dalam Alkitab ?
Portugis Hitam dan Mardijkers di Batavia Kuno
Mengenal Mesjid Bersejarah di Pekojan,Jakarta
Benteng Martello di Pulau Sakit
Chinese Culinary
Ancient Chinese Housing in Tangerang
Ancient China
Israel Holyland
Renungan -belajar dari kisah Sisyphus
Nepios
Vashtu Sastra
Kekejaman Kaisar Diolectian Versus Iman Martir Genesius
Ada Utang yang Tidak Dapat Dilunasi, Kisah legenda dari Barat dan Timur: Bunuh Diri Adalah Dosa
Kisah China Klasik-Sepuluh Keping Perak Mengubah Nasib seorang Pria
|
 |
POPULAR DAN UMUM |
|
*
|